Cerita Mesum Dewasa Hangatnya Mertuaku Yang Binal Bagian 3

Cerita Mesum Dewasa Hangatnya Mertuaku Yang Binal Bagian 3 - Aku bangkit dari kurisku, mengambil cangkir dari meja kopi, dan mulai membuat minuman. Lalu kembali ke ruang tengah dan memberikan Ibu Mertuaku gelas dengan minuman itu. Lalu aku kembali duduk ke kursi.

SISKA : “ Kenapa sih duduknya jauh2, sini donk duduk deket Ibu!”.

Permintaan Ibu Mertuaku itu sungguh sangat mengagetkan diriku dan untuk sementara, membuat ku bingung harus menjawab apa.


Hangatnya Mertuaku Yang Binal


AKU : “Mmmm…Aku gak tau Bu..eh…”, Jawabanku berantakan karena sangat Grogi.


Cerita Mesum Dewasa Hangatnya Mertuaku Yang Binal Bagian 3


SISKA : “Yahh…jangan mikir macem2 deh kamu, kamu pikir Ibu akan merayu kamu ya? Hahaha….iya kan, kan kamu mikir gitu kan?” Ibu mertuaku tertawa geli.

AKU : “Ya gak lah bu..jelas gak…Aku hanya …mmm…”

SISKA : “Yaudah sich…gak usah kebanyakan mikir, sini..ayo..!!” Ibu Mertuaku memerintahkan diriku sambil bergeser memberikan tempat untuk ku dan mengajak aku segera berajak dan pindah ke sofa untuk duduk bersama dengannya.

Dengan senyum malu2, aku berpindah ke sofa sambil menaruh gelas minuman di meja, dan duduk disebelah Ibu Mertuaku.

SISKA : “Nah gitu donk, gak knp2 juga kan?” Ibu Mertuaku sedikit menggoda.
AKU : “Ya iyalah bu”. Balas ku dengan agak bingung dan muka yang malu kemerahan.


Setelah kami duduk di besebelahan di satu sofa, untuk sesaat kami terdiam dan tidak ada yang berkata sepatah katapun. Aku merasa sepertinya harus memulai membuka pembicaraan lagi agar kesunyian ini bisa terpecahkan, ternyata Siska Ibu Mertuaku telah memulai pembicaraan terlebih dahulu.

SISKA : “Mmm..trus, kamu jadi gak mau kalo ibu menggoda kamu ya?”.
AKU : “Aku gak bilang gitu lho bu”.Jawabku, sambil agak terkejut.

SISKA : “Ooohhh…jadi kamu mau kaannnn?” Balas Siska sambil sedikit meluruskan kakinya kedepan.


Otomatis mata ku langsung tertuju menelusuri dari lutut samapai dengan bawah kaki Ibu Mertuaku dan sepertinya aku sudah mulai masuk kedalam godaan2 Ibu Mertuaku.

Dan memang aku sudah sangat tergoda. Tanpa basa basi, kubiarkan mataku untuk memandangi Ibu Mertuaku dari betis hingga pahanya yang sangat terawat dengan indah.


“Aku gak bilang gitu lho bu…”, ku ulang kata2 ku tadi, mengetahui bahwa Ibu Mertuaku sekarang sudah mulai menggoda diriku dengan sesuatu yang bisa dibilang tidak pantas dilakukan oleh seorang Ibu Mertua kepada Menantu Laki2nya.

Diwaktu yang sama pula saat aku mulai menjawab pertanyaan dari Ibu mertuaku, aku terus berusaha dan terus mencoba menggiringnya kedalam perangkap yang sudah aku letakan, persiapkan dan rencanakan.

SISKA : “Apa yang ingin kamu katakan si, Say?” Kali ini dia dengan sengaja bertanya seperti itu kepadaku, dan dengan sengaja pula menyilangkan kakinya agar bisa memperlihatkan pahanya yang sangat sensual.

AKU : “Aku jadi malu Nih, Bu, seharusnya kita juga jangan dan tidak boleh berpikir kearah situ kali ya Bu?” aku menjawab dengan sagat jujur dan berharap membawa situasi ini selesai sampai disini saja.

SISKA : “Hahahahaha…..Kenapa sih Sayang, Ibu terlihat agak nakal ya?” Dia bergurau sambil mengedipkan satu matanya.

AKU : “ Iya bu, sedikit”.

“Ooohhh jadi begitu, hmmm….trus klo aku nakal, apa yang kamu lakukan untuk menghukumku?” Tanya Ibu Mertuaku.

Sambil bertanya kepada ku, Siska berdiri dari sofa dan berputar untuk berdiri tepat di depan ku yang masih duduk di sofa. Perlahan, lalu dia dengan sengaja mengangkat baju terusannya sampai sebatas paha agak naik sedikit, sambil menaikan kakinya menginjak tempat duduk sofa tepat disebelahku , kini kakinya yang mulus tepat berada disebelahku.


Sekali lagi aku tidak bisa berbuat banyak tapi diriku membiarkan mataku untuk menikmati keindahan betis dan paha dari Ibu Mertuaku yang sekarang tepat berada di depan mataku dan sangat mudah sekali untuk disentuh.

SISKA : “Suka gak sama kaki Ibu?”. Tanya Ibu Mertuaku.
AKU : “Ya, sangat Indah Bu”.

SISKA : “Hmmm…!! Kamu mau menyentuh kedua kaki ku dan membelainya?”.


Diriku tau, bahwa harusnya kutolak kesempatan tersebut, tetapi pemandangan yang sudah sangat dekat itu sangatlah menggoda birahiku.

Akhirnya kugerakan tangan dan menempatkan telapak tanganku di dengkul Ibu Mertuaku. Merasakan lembutnya rasa dari kain nilon yang masih membungkus kaki Ibu Mertuaku itu di telapak tangan dan aku mulai meraba dan menyentuh halus paha Ibu Mertuaku.

SISKA : “Mmmppff…Rasanya enak sekali sayang, jika dibelai seperti itu…Ssshh”. Siska hampir mendesah.


Sekali lagi dengan penuh semangat aku memulai yang seharusnya tidak boleh kumulai. Sekarang, aku tidak mungkin menolak untuk membiarkan tanganku menelusuri pakaian yang selama ini menjadi misteri bagi ku dan tanganku mulai merasakan kehalusan dari kulit paha Ibu Mertuaku yang masih terbalut dengan kain nilon dan jari2ku dengan cepat meneliti bahwa itu adalah stoking, dan ya Ibu Mertuaku menggunakan stoking.


AKU : “Stoking,Ya Ibu memakai stoking”. Aku hampir berbicara seperti itu, saking penasarannya.

SISKA : “Tunggu dulu, Sayang, Pokoknya yang terbaik akan ku berikan kepadamu”. Ibu mertuaku mendengar apa yang ku katakan dan langsung menjawabnya.


Rasa dari kehalusan kain nilon tersebut memberikan sensasi tersendiri, cukup memeberikan rasa yang sangat membangkitkan gairah ku dan aku pun menyadari bahwa aku sudah berbuat terlalu jauh, dan aku sudah tidak bisa mengendalikan diri.


Dengan perlahan aku mulai meraih pinggiran bawah dari pakaian terusan yang dikenakan Ibu Mertuaku dan memulai dengan perlahan menaikannya keatas. Dalam beberapa detik mulai terlihatlah pangkal paha Ibu Mertuaku dengan pemandangan yang masih terbalut full dengan stoking.

Aku berdecak kagum atas pemandangan itu, sebelum akhirnya Tanganku menaikan lagi lebih tinggi pakian Ibu Mertuaku beberapa inci keatas dan segera aku melihat bahwa Ibu Mertuaku ternyata tidak mengenakan celana dalam. Vaginanya yang berwarna merah jambu terlihat jelas. Terdengarlah kembali decak kagum yang keluar dari mulut ku.


“Ooohh….gila…tercukur dengan rapih!!”.


Terucap dari mulut ku kekaguman itu dan aku memutarkan telapak tanganku kebelakang Ibu Mertuaku dan meraih kedua pantatnya yang sangat gempal dan montok dengan kedua tanganku dan mendorong pantat itu tepat kedepan mukaku sambil meremas pantat Ibu Mertuaku.


Tangan ku mulai bergerilya meremas dengan sedikit kasar mencari lubang anus Siska dan mulai menggosong lubang tersebut dan jari2ku juga dan juga menyeruak ke dalam bibir Vagina Ibu Mertuaku diantara kedua pahanya.

Aku langsung memajukan kepalaku, dengan lidah aku mulai menjilati Vagina Ibu Mertuaku dengan sedikit menyentuh klitorisnya dengan sapuan2 lidahku. Dengan cepat Siska meraih belakang kepalaku dan menempelkan kuat2 kepalaku ke dalam Vaginanya, dan mulailah hisapan demi hisapan dan sapuan lidah ku ke dalam Vagina Ibu Mertuaku.

SISKA : “Ohh..ahhh..ya sayang, lebih dalam lagi jilat agak dalam…sshhhakkhhh”. Ibu Mertuaku meracau dan mendesah.


Ku hirup dalam2 aroma bau2an vagina Ibu Mertuaku ke dalam hidungku dan kurasakan rasa dari bibir Vaginanya. Bisa dibilang, sebelumnya saya tidak pernah sama sekali untuk menghubungi no telp Dia (Ibu Mertuaku) untuk mewujudkan impianku/fantasiku terhadap wanita ini.

Tetapi sekarang, dia Siska Ibu Mertuaku, dengan membuka mengangkangkan kaki nya selebar mungkin, dengan tangannya yang memegang kepalaku dan mendesah kepadaku untuk terus memberikannya kepuasan birahi kepadanya dengan terus menjilati Vagina nya yang tercukur dengan rapih.


Ku tekan dengan kuat kepalaku kea rah Vagina nya, lidahku terus menelusuri bibir Vaginanya, sambil kujilati dan ku goyangkan lidahku keluar dan masuk Vaginanya. Tanganku tidak berhenti bergerilya dari remasan di Pantatnya sampai dengan belaian dipahanya lalu kembali lagi meremas pantat Ibu Mertuaku itu, merasakan kepuasan dari rasa halusnya kulit Pantat Ibu Mertuaku yang berpadu dengan tekstur halusnya kain Nilon stokingnya.

SISKA : “Oooohhh sayang,ya …terus sayang, hisap yang kuat, tunjukan kehebatanmu padaku sayang”.


Kutekan lidahku kedalam vaginanya kujilat semampu lidahku menelusuri bibir Vaginanya, dan akhirnya Siska mulai terasa mengumpulkan untuk menahan klimaksnya.

SISKA : “Ooohhh…Ooohh..Ibu mau keluar nih, ssshhhhh akkhhhh…aduhhh… gak tahan lagi”.


Ibu Mertuaku merintih dan menjerit sangat keras, nafasnya terlihat tidak teratur menahan orgasme yang menyerangnya, Vaginanya terasa sangat basah dan siap menyemburkan cairan kewanitaan.


Hangatnya Mertuaku Yang Binal


Ku jilati terus lidahku sedalam dalamnya ke dalam Vagina Ibu Mertuaku sambil sesekali menekan klitorisnya dengan ujung lidahku, sesekali dia kembali menjerit seperti dimabuk kepayang, aku dapat merasakan menggilnya tubuh Ibu Mertuaku dengan wajahku yang benar2 lekat pada Vaginanya.

Dan aku juga bisa merasakan mengalirnya cairan kewanitaan yang tersembur dari Vaginanya mengalir ke bibir, mulut dan lidahku.


Kutarik mundur kepalaku dari Vagina Siska Sang Ibu Mertuaku, Vaginanya terlihat memerah sangat sexy, bersamaan itu pula Siska secara otomatis berlutut dilantai seperti kehilangan topangan.

SISKA : “Luar biasa sayang, enak banget. Kamu belum menyerah kan?”.

AKU : “Belum donk Bu, tapi Maaf ya Bu, soalnya kita sebelumnya belum pernah berbuat sampai sejauh ini”. Kataku sambil tersenyumkearah Ibu Mertuaku sambil meremas halus salah satu payudaranya.

SISKA : “Bagus!! Oleh karena itu, sekarang Ibu Mau tau, apa yang bisa kamu lakukan ke Ibu?” Ibu mertuaku menyeringai genit kepadaku.

AKU : “Hmmm….kira2 apa ya bu, klo menurut ibu ngapain lagi nih kita?” Aku gantian menggoda dirinya.


Siska Sang Ibu Mertuaku merogohkan tangannya ke buah Zakarku, dan dia juga meraba batang Penisku yang sudah tegak tercetak di celanaku.

SISKA : “Nah, ini dia, Ibu Mau tau kehebatan dari Penismu”. Sahut Ibu Mertuaku sambil meraba batang penisku.

AKU : “Ohh…yang ini memang sangat bagus Bu. Yang pasti anak perempuan ibu gak pernah mengeluh atau complain sama yang satu ini”.

Cerita Mesum Hangatnya Mertuaku Yang Binal Bagian 2


SISKA : “ Tapi kan aku bukan Nadya,lho…..Maksud Ibu, harapan ibu boleh dong lebih tinggi dari Nadya, Ibu mau yang lebih Dari kamu”

Siska berhenti bicara dan maju selangkah, untuk mulai melepaskan celanaku. Lalu Ibu mertuaku menyelipkan pinggulnya diantara kedua kakiku yang terbuka lebar, lalu dia memasukan tangannya kedalam celanaku untuk memegang dan merasakan ke-ereksian Penisku yang sudah sangat keras.


Bersambung Bagian 4

Related Posts

Cerita Mesum Dewasa Hangatnya Mertuaku Yang Binal Bagian 3
4/ 5
Oleh